Wednesday 18 May 2022

Terangi Dunia


Oleh : Didi Junaedi 

‎“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”‎ (Nabi Muhammad Saw)‎

Misi mulia yang diemban setiap manusia di muka bumi ini adalah ‎menghadirkan kebaikan serta manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh ‎alam (rahmatan lil ‘alamin).‎

Untuk mewujudkan misi tersebut, Tuhan menganugerahi akal ‎kepada manusia untuk berpikir, menggali informasi, mempelajari ilmu ‎pengetahuan untuk menerangi alam ini dengan cahaya ilmu ‎pengetahuan tersebut.‎

Tuhan juga menganugerahi hati kepada manusia untuk merasa, ‎berempati serta peduli kepada sesama. Dengan hati diharapkan ‎seseorang dapat menerangi kehidupan ini dengan sikap yang santun, ‎ramah, peduli serta empati terhadap orang lain.‎

Betapa indahnya dunia ini ketika setiap orang berusaha untuk ‎memberi manfaat kepada orang lain, dengan kemampuan yang dia ‎miliki. Dia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga ‎memikirkan orang lain, peduli, peka serta mudah tersentuh nuraninya ‎untuk dapat memberikan sesuatu untuk orang lain.‎

Namun kenyataannya, tidak jarang kita saksikan orang-orang ‎yang memiliki ilmu serta pengetahuan yang tinggi, alih-alih digunakan ‎untuk menerangi dunia, tetapi justru untuk menunjukkan siapa dirinya. ‎Dia banggakan ilmu yang dimilikinya. Dia anggap orang lain lebih rendah ‎darinya. Dia hanya mau membagikan ilmunya jika ada harga yang ‘pas’ ‎untuknya. ‎

Demikian juga halnya dengan para pemilik harta, orang-orang ‎kaya. Alih-alih berbagi kebahagiaan dengan orang lain, justru seringkali ‎kekayaan yang dimilikinya dijadikan ajang pamer kemewahan, unjuk ‎status sosial, yang justru menyakiti hati para kaum papa.‎

Setali tiga uang dengan para pejabat yang memiliki kedudukan ‎dan posisi yang tinggi di masyarakat, alih-alih memikirkan bagaimana ‎nasib rakyat yang dipimpinnya, mereka justru sibuk memenuhi pundi-‎pundi kekayaan mereka. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, ‎seringkali tidak memihak kepada rakyat, tetapi memihak kepada ‎kepentingan mereka sendiri.‎

Jika kondisi para pemilik ilmu pengetahuan, pemilik harta, serta ‎pemilik kedudukan dan jabatan sudah sedemikian memprihatinkan, ‎maka jangan harap kehidupan ini akan terang benderang, yang ada ‎justru gelap gulita.‎

Sungguh indah jika setiap orang yang berilmu mau berbagi ‎ilmunya kapan saja, kepada siapa saja, tanpa ada pamrih apa pun, ‎selain berharap ridla Tuhan dan juga sebagai wujud tanggung jawab ‎kemanusiaan.‎

Sungguh indah jika setiap orang yang memiliki kekayaan mau ‎berbagai kebahagiaan dengan hartanya kepada siapa pun yang ‎membutuhkannya tanpa ada pamrih berupa pujian dan sanjungan, ‎semata-mata karena mengharap ridla Tuhan, dan karena sikap empati ‎yang ada dalam dirinya.‎

Sungguh indah jika setiap orang yang memiliki kedudukan dan ‎jabatan mau berjuang demi kesejahteraan umat manusia dengan ‎kedudukan serta jabatan yang dimilikinya, tanpa pamrih apa pun, hanya ‎semata-mata mengharap ridla Tuhan, dan karena panggilan jiwa akan ‎tanggung jawab amanat yang sedang diembankan kepadanya.‎

Sungguh betapa dunia ini akan terang benderang, jika orang-‎orang yang memiliki ilmu, harta dan kedudukan mau berbagi, peduli, ‎serta empati terhadap sesama. ‎

Dunia ini pasti akan damai, ketika ilmu pengetahuan, harta dan ‎jabatan yang dimiliki oleh seseorang, menjadikannya lebih rendah hati, ‎santun dan bijak.‎

Mari kita ingat kembali pesan Nabi Muhammad Saw. di awal ‎tulisan ini, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi ‎orang lain.”‎

‎*  Ruang Inspirasi, Kamis, 19 Mei 2022

No comments:

Post a Comment