Saturday 30 April 2022

Memaknai Akhir Ramadhan

Menurut perhitungan muhammadiyah hari ini adalah ramadhan ke-29. Namun menurut perhitungan pemerintah ini adalah ramadhan ke 28. Saya pribadi berharap 1 syawal jatuh pada tanggal 2 Mei 2022. Meski ada perbedaan dalam awal ramadhan namun kita tetep menjaga tolerani. Ramadhan menjadi sesuatu yang dinanti bagi umat muslim. Banyak keutamaan di bulan ramadhan, tidak heran umat mulim berlomba lomba mendulang pahala karena pahala di lipat gandakan di bulan ramadhan. Bulan ramadhan menjadi sekolah buat individu beriman. Belajar disiplin, menjadi pribadi yang taat, peduli dengan sesama.
Kita belajar disiplin bangun pagi buat sahur, sholat subuh tepat waktu serta sholat malam. Kita didik untuk berkata baik, jujur, menjalankan perintah sholat tepat waktu. Hal ini menjadikan kita menjadi disiplin. Banyak waktu dengan keluarga berbuka puasa bersama, mencari tajil dan bukaan bareng. Hal ini yang jarang dilakukan di luar bulan puasa.
Di bulan ramadhan kita menjadi pribadi yang taat. Kita berlomba lomba mrndapatkan pahala srbanyak banyaknya. Di bulan ramadhan balasan kebaikan di lipatgandakan.

Thursday 28 April 2022

Memaknai keberkahan Ramadan- 03


Ramadan sebagai bulan Al-Qur’an (syahrul Qur’an) menjadi sangat penting untuk dijadikan sebagai momentum untuk melakukan apa yang saya sebut “reorientasi kehidupan”. Manusia hadir di atas dunia ini dengan orientasi (tujuan) yang jelas. Hanya saja dunia yang penuh dengan hiruk pikuk dan rutinitas yang tiada henti menjadikan banyak manusia kemudian kehilangan orientasi hidup. 

Di sìnilah sejatinya Ramadan hadir menjadi momentum yang penuh keberkahan (keutamaan) dalam upaya manusia melakukan reorientasi hidup. Dengan puasa seseorang akan lebih mampu memerdekakan diri dari kungkungan atau ikatan dunia yang kerap sangat kuat. 

Ketika seseorang dikungkung atau diikat oleh dunia umumnya akan kehilangan arah hidup. Pada galibnya akan mengalami disorientasi dalam hidupnya. Dia akan menjalani hidupnya secara rutin dan cenderung membosankan. Sehingga pada akhirnya ada dua kemungkinan:

Satu, mengalami kebosanan atau kejenuhan hidup. Biasanya orang seperti ini akan mengalami goncangan batin, semakmur apapun kehidupan dunianya. Dia akan goyah, gersang, bahkan geram pada diri dan hidupnya yang boleh jadi mengantar kepada keputus asaan. 

Dua, mencoba atau mencari hal-hal yang tidak normal (tidak alami) dalam upaya menemukan kepuasan hidup. Di dunia Barat salah satu penyebab banyaknya gaya hidup yang tidak alami, termasuk kecenderungan terhadap sesama jenis misalnya karena hal ini. Yaitu ketidak puasan hidup yang menyebabkan orang mencari hal baru atau hal aneh yang kadang menjijikkan bahkan membahayakan diri sendiri. 

Dengan mengesampingkan sementara kesenangan dunia ini (puasa) seseorang akan lebih bebas, dan harusnya lebih mampu menguasai diri dan pikirannya. Ketika kesenangan dunia tidak lagi mengikat maka hawa nafsu dapat dikontrol dengan baik. Dengan mengontrol atau menguasai hawa nafsunya manusia harusnya akan lebih bijak dan logis dalam menyikapi warna warni kehidupan. 

Salah satu hal yang mendasar untuk disikapi oleh manusia adalah sadar selalu akan orientasi hidupnya. Bahwa keberadaannya di dunia bukan tanpa maksud dan tujuan. Tapi untuk sebuah misi besar dan tujuan mulia yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Inilah amanah yang semuanya melarikan diri darinya kecuali manusia (fahamalaha al-insanu). 

Dalam pandangan Islam manusia diciptakan dan dihadirkan di dunia ini untuk sebuah tujuan mulia. Yaitu hadir untuk pengabdian kepada sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Pengabdian inilah yang dikenal dalam bahasa agama dengan ibadah. 

Allah menggariskan hal ini dalam firmanNya: “dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (kepada aku)”. 

Ramadan hendaknya membangun kembali kesadaran ini. Bahwa hidup dan wujud kita dalam dunia ini bertujuan untuk memenuhi amanah ubudiyah itu. Mengabdikan diri semata kepada Allah dalam segala bentuk dan manifestasinya. 

Semoga kesadaran tentang orientasi (tujuan) hidup ini menjadi bagian dari keberkahan (keutamaan) Ramadan kali ini. Sehingga selepas Ramadan nanti hidup kita lebih terarah, bernilai dan tentunya lebih barokah. Insya Allah! 

New York City, 20 April 2022 

Samsi Ali

* Presiden Nusantara Foundation

Tuesday 26 April 2022

Memaknai keberkahan Ramadan- 04



Berbagai keberkahan Ramadan, ritual dan non ritual, telah disampaikan. Dan masih banyak lagi yang perlu disampaikan untuk menjadi ingatan bagi semua. Sekaligus mengingatkan bahwa Ramadan bukan sekedar bulan yang penuh dengan ragam amalan ritual. Tapi membawa keberkahan dalam segala lini  kehidupan manusia. 

Di antara keberkahan Ramadan adalah bulan pelatihan karakter kemanusiaan kita. Bulan di mana setiap Muslim seharusnya melakukan apa yang saya biasa sebut “character shaping” (pembentukan Karakter). Baik karakter fisikal bahkan yang terpenting adalah karakter non fisikal. 

Karakter fisikal itu nampak dalam prilaku nyata manusia. Ramah, lembut, berkata baik dan sopan, dan seterusnya. Sementara karakter non fisikal lebih kepada bentuk mentalitas manusia (mental state) yang Sesungguhnya sangat menentukan warna Karakter fisikalnya. 

Karakter non fisikal itu akan terpatri dalam sebuah istilah atau terminologi keagamaan yang disebut “Al-ihsan”. Sebuah karakter batin (non fisikal) yang menggambarkan keindahan (hasan, husna, wa ahsan). Bahwa manusia yang memiliki sifat ihsan akan hidup dengan kehidupan yang indah, nyaman, dan aman. 

Al-ihsan ini tereksresi dalam dua dimensi kehidupan manusia. Yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Keduanya saling terkait dan saling menentukan. Dimensi vertikal ihsan akan membentuk dimensi horizontalnya. Dan dengan sendirinya dalam pandangan Islam karakter baik (ihsan) pada aspek fisikal kehidupan seseorang tidak lepas dari karakter batinnya (jiwa atau hatinya). 

Dimensi vertikal Ihsan diekspresikan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW: “hendaklah engkau menyembah Allah seolah engkau melihatnya. Dan jika engkau tidak mencapai tingkatan yang demikian, yakinlah jika Allah melihat engkau”. 

Fungsi puasa pada dimensi ini (seolah melihat Allah atau yakin jika Allah melihat kita) sangat menentukan. Sebab puasa adalah amalan ibadah yang sangat pribadi (personal) antara seorang hamba dan Tuhannya. Dengan sendirinya ibadah ini melatih seorang hamba untuk selalu merasakan kehadiran Allah dalam dirinya. 

Kehadiran dimensi vertikal “ihsan” dalam diri seseorang ini menjadikannya mampu membangun dimensi horizontalnya dalam kehidupannya. Dimensi horizontal ihsan inilah yang terpatri dalam prilaku fisikal atau Karakter seseorang. 

Ketika seseorang itu berbuat maka perbuatannya tidak terlepas dari kesadaran akan kehadiran Allah. Sehingga perbuatannya dalam segala bentuknya terikat oleh nilai-nilai samawi (dimensi vertikal ihsan) itu. Ikatan nilai-nilai samawi ini menjadikannya akan selalu dalam Karakternya tidak saja benar. Tapi juga indah, nyaman dan memberikan rasa aman. 

Semua itu tersimpulkan di agama ini dalam sebuah ekspresi: “makarim Al-Akhlaq”. Keindahan karakter yang sejatinya menjadi esensi religiositas seseorang. Bahkan makarimul akhlaq ini seolah menjadi kesimpulan dari misi Dakwah Rasulullah SAW. Sebagaimana beliau sabdakan: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. 

Dari penyampaian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu keberkahan (keutamaan) terpenting dari Ramadan adalah pembentukan karakter manusia melalui kesadaran ihsan pada dua dimensinya; dimensi vertikal dan dimensi horizontal. 

Semoga Ramadan kita penuh dengan keberkahan itu, termasuk keberkahan dalam bentuk prilaku yang lebih baik. Sehingga kita termasuk orang berpuasa yang tidak terancam: “ada orang yang berpuasa tapi tidak dia dapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga”. 

Artinya jangan sampai karena pembatasan makna keberkahan Ramadan hanya pada aspek ritual semata, apalagi pada pemahaman bahwa puasa itu sekedar menahan makan dan minum, lalu tidak peduli dengan karakter atau prilaku, menjadikan Allah seolah berkata: “I don’t need your abstain from food and drink” (Aku tidak perlu lapar dan dahagamu”. 

Selamat berpuasa! 


New York City, 22 April 2022 


* Presiden Nusantara Foundation

Monday 25 April 2022

Memaknai keberkahan Ramadan- 05



Semakin kita selami hikmah-hikmah tersembunyi dari bulan Ramadan semakin tersingkap pula berbagai keberkahan (keutamaan) bulan ini. Semua itu tersimpulkan dalam satu kata: ketakwaan. Maka ketakwaan itu “kalimah jaami’ah” (kata yang menyimpulkan) dari berbagai kebajikan dan kebaikan dalam hidup manusia. 

Sehingga wajar saja semua perintah dalam Al-Quran itu bermuara kepada pembentukan Karakter ketakwaan. Kita diingatkan misalnya perintah paling awal dalam Al-Quran, Surah Al-Baqarah ayat 21: “wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan mereka yang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. 

Demikian pula Kalimat “la’allakum tattaqun” Pada ayat puasa di surah Al-Baqarah 183. Karena memang puasa mengantar kepada ragam kebaikan (keberkahan) dalam hidup manusia. 

Di antara keberkahan Ramadan adalah bahwa puasa menyadarkan manusia tentang makna kepuasan hakiki dalam hidupnya. Hal ini menjadi sangat penting dan mendasar karena Sesungguhnya semua manusia dalam hidupnya mencari kepuasan. Sayangnya seringkali kepuasan yang dicari itu bagaikan fatamorgana yang menipu. 

Dalam dunia Barat yang penuh dengan kegemerlapan dunia manusia kerap dipaksa untuk mencari kepuasan itu dengan berbagai cara yang seringkali justeru kontra produktif dengan kemanfaatan bagi dirinya. Bahkan tidak jarang cara-cara yang dilakukan untuk menemukan kepuasan itu bertentangan dengan tabiat kemanusiaan itu sendiri. 

Akibatnya segala usaha itu pada akhirnya tidak saja terasa hampa dan gersang. Tapi justeru membawa kemudhoratan besar bagi kehidupan manusia itu. 

Di sìnilah Islam hadir dengan konsep dan cara pandang yang berbeda dalam memahami makna kepuasan hidup. Islam hadir dengan konsep yang komprehensif dan tidak terbatasi oleh pemahaman sesaat dan bersifat parsial. 

Pemahaman Barat tentang kepuasan itu yang berwawasan material atau lebih dikenal dengan “materialisme” bersifat sesaat. Karakter sesaat ini memang identik dengan kata dunia (danaa yadnuu) yang berarti  dekat atau sesaat. Islam justeru hadir dengan konsep yang menyeluruh (wholly) mencakup fisikal/material dan beyond fisikal/material. Ini yang sering diistlahkan dengan kepuasan batin. Biasa juga disebut dengan kepuasan spiritualitas (spiritual satisfaction). 

Pada sisi inilah puasa hadir sebagai pelatihan untuk mempertajam kesadaran spiritualitas sebagai basis kepuasan hidup. Bahwa kepuasan itu tidak saja pada makan, minum dan berbagi kepuasan fisikal/material (physical pleasures). Tapi lebih dalam dan luas lagi menembus ke dalam relung batin manusia. 

Pada titik inikah seringkali banyak yang gagal memahami kenapa orang-orang beriman itu tetap bahagia dengan segala keterbatasan fisikal/material mereka. Sementara betapa banyak orang yang bergelimang harta dan berbagai keindahan dunia ini tapi mengalami kegersangan dan kesempitan hidup. 

Ini mengingatkan saya kepada sebuah cerita yang sudah sering saya sampaikan. Cerita seorang muallaf di kota New York. Beliau adalah mantan prajurit Amerika yang pernah ditugaskan dì Afganistan beberapa waktu. 

Beberapa tahun silam beliau datang kepada saya menyatakan ingin masuk Islam. Biasanya kalau ada yang datang menyatakan keinginan masuk Islam tanpa belajar saya tanya alasannya. Apalagi kalau yang ingin masuk Islam itu adalah seorang pria. Jangan-jangan hanya karena ingin menikah dengan seorang wanita Muslimah. 

Beliau menceritakan bahwa sekembali dari Afghanistan beliau selalu teringat oleh seorang temannya di Afghanistan yang menurutnya hanya seorang tukang sapu di kantor militer Amerika. Gajinya kecil dan anaknya 6 orang. Tapi menurutnya dia selalu hadir dengan senyuman seolah tiada masalah hidup yang dihadapi.

Teman itu semakin teringat ketika mantan prajurit ini melihat situasi hidup di kota New York. Kota dunia yang penuh dengan kegemerlapan dunia. Kota yang menjadi pusat kapitalisme dunia. Tapi begitu banyak orang yang mendeirta penyakit jiwa karena derasny kompetisi kehidupan. 

Dua realita hidup yang kontra ini menjadikan teman kita itu sadar bahwa ternyata kebahagaian (dan kepuasan) hidup tidak ditentukan oleh materi dan dunia fisikal saja. Tapi ada yang lebih inherent (mendasar) untuk menentukan kepuasan hidup itu. Itulah kepuasan batin kita yang ditentukan oleh kekuatan spiritualitas manusia. 

Maka puasa puasa Ramadan membawa nilai keberkahan ini. Mengajarkan dan menyadarkan bahwa spiritulitas manusia menjadi penentu kepuasan dan kebahagiaan. Dan Karenanya meninggalkan dan menanggalkan kehidupan dunia fisikal (makan/minum dan hubungan seksual) sementara menjadi jalan bagi terbentuknya kekuatan ruhiyah (spiritualitas) sebagai fondasi kepuasan hidup manusia. 

Selamat menjalankan ibadah puasa! 


New York, 24 April 2022 


 Shamsi Ali

* Presiden Nusantara Foundaiton*

Monday 18 April 2022

BELAJAR DARI KESALAHAN NABI ADAM DAN SITI HAWA



Nabi adam dan Siti Hawa yang tinggal di surga di berikan kebebasan menjalani kehidupan selain mendekati pohon quldi apalagi sampai memakannya. namun, bisikan syetan dan nafsunya mereka mengniadakan larangan Allah. mereka memakan buah quldi, setelah sadar mereka meminta ampun karena sudah berbuat salah. konsekuensinya mereka di turunkan ke bumi dan dipisahkan tanpa mengetahui satu sama lain. pada saat itu tidak  ada manusia mereka berjalan selama 40 tahun dikisahkan baru bisa bertemu.

Kita perlu renungkan bahwa nabi yang hanya makan 1 buah quldi yang dilarang sama Allah sebagai bentuk ujian ketaatan dan kebaikan untuk dirinya. lalu mereka melanggar itu dan harus menerima konsekuensinya hidup di bumi dan dipisahkan selama 40 tahun. Bagaimana dengan kesalahan kita sebagai manusia biasa yang masih sering melanggar perintah-Nya dan mengerjaka yang dilarangnya.

jika hari ini kita mengalami kesulitan ekonomi, banyaknya persoalan hidup dan muncul berbagai penyakit bisa jadi ini adalah akibat kesalahan kita sendiri. Allah melarang kita memakan riba, tapi kita pinjem uang dilembaga riba. awal awal lancar namun seiring jalan ada masalah entah sakit, kecelakaan, kebakaran, kemalingan yang menyebabkan kita kehilangan uang. sehingga kita tidak bisa membayar cicilan, kita mengalami di teror dan diintimindasi. hidup jadi tidak tenang, bekerja menjadi malas, serta malu terhadap tengga. itulah akibat kita melanggar larangan dari Allah.

sorang penjudi yang kehabisan uang nekat sampai melakukan pinjaman dengan bunga tinggi demi mengikuti hawa nafsunya, namun dia kalah dalam judinya akhirnya di diteror untuk membayar hutangnya. jika pikiran tidak karuan dia bisa nekat mencuri dan sedang apes ketanggap polisi dipenjara beberapa tahun. padahal main judi hanya beberapa jam namun dampaknya mendekam di penjara.

Perintah Allah sejatinya suatu sistem yang Allah ciptkan untuk kebaikan manusia. manusia yang memiliki akal dan nafsu harusnya bisa mencerna dan menerapkan periintah itu untuk kebaikan dirinya. seperti Nabi adam yang hanya memakan buah quldi harus turun ke bumi dan dipisahkan dengan hawa selama 40 tahun. lalu bagaimana kita yang manusia biasa yang bisa tiap hari berbuat kesalahan. jika hari ini kita belum mendapat konsekuensi didunia bisa jadi akan dikomulatifkan sewaktu waktu seperti bom waktu yang akan mendapat dampaknya secara langsung. jika di dunia masih bisa lolos bisa jadi hukuman atas kesalahan kita akan dilunasi di Akherat.

Thursday 14 April 2022

Memaknai kisah Nabi Yunus dalam kehidupan



Mengilhami kisah nabi yunus yang sangat relevan dalam kehidupan di masyarakat. kisah nabi Yunus yang pergi meninggakan umatnya karena sudah bertahun-tahun umatnya di ajak untuk bertauhid dan menyembah Allah namun sangat sedikit yang mengikutinya. pada akhirnya dia berangkat ke kapal namun kapal itu penuh dan hanya mengisi beberapa orang saja. akhirnya nabi yunus mengadakan undian anak panah yang berhasil mendekati titik utama itulah yang bisa masuk kapal. nabi yunus berhasil dan bisa masuk diizinkan masuk kapal.
dipertengahan perjalanan kapal sedang oleng karena kelebihan muatan. Barang-barang dibuang ke laut namun kapal tetep oleng. terpaksa beberapa orang di keluarkan dari kapal. namun tidak ada yang mau akhirnya diadakan undian. beberapa kali undian nabi yunus yang dapat dan diharuskan turun. nabi yunus di lempar kelautan namun Allah menolongnya dengan mengirimkan paus lalu menelannya di dalam perut ikan paus.
saat didalam ikan paus nabi yunus merenungi kesalahannya dan seakan akan dia hanya menunggu ajalnya tiba di dalam ikan paus. dia menyadari beberapa kesalahannya. pertama dia tidak sabar menghadapi umatnya untuk menyembah Allah dia malah kabur dan lari dari masalah. kedua dia telah berbuat tercela dengan mengundi nasib berharap dia menang dapat naik kapal dan menjalani hidupnya dengan tenang di tempat lain. ketiga, dia yang terpandang dan terlihat alim kini tidak ada seorangpun yang menghargainya akibat perbuatan tercelanya mengundi nasib di kapal bahkan dia di lempar seperti barang muatan kapal yang tak berharga. akhirnya dia menyesali perbuatannnya dan memohon ampun kepada Allah karena sudah mendzolimi diri sendiri. permohonan Ampunannya diterima nabi yunus dilempar ke daratan untuk memperbaiki kesalahannya dan kembali mengajak umat untuk bertauhid dan menyembah Allah.

Hikmah
seperti yang saya alami saat ini, oktober 2021 saya bermain binomo, awalnya saya kira ini adalah trading maupun investasi, yang bisa menghasilkan uang seratus ribu rupiah sehari, awal awal bermain seratus empatpuluh ribu rupiah kalah dan menang, kadang bisa menang lima ratus ribu. namun besoknya kalah lagi. kalah bukannya berhenti malah nambah modal dengan pinjem ke temen bahkan ke pinjaman online. tidak terasa 3 bulan bermain binomo menang 1,5 juta namun kalahnya sampai lebih dari 25 juta, meninggalkan hutang pinjol dan temen lebih dari 20 juta. istri marah dan akhirnya menuatkan diri di awal tahun 2022 untuk berhenti untuk tidak makin terpelosok lebih dalam. dalam penyesalan yang terdalam tiap malam meratapi kesalahan ini. saya berfikir ini jalan pintas seperti para youtuber mentor binomo yang bisa sukses. belakangan terdengar bahwa mentor tersebut kayanya hasil dari member yang kalah main binomo. mereka menipu para penonton dan membernya seolah olah mereka seorang trading yang sukses.
mungkin banyak yang terdzolimi tidak lama beberapa youtuber tertangkap dan kekayaannya di sita negara. saya yang sudah berhenti merasa bersyukur hanya kalah puluhan juta di luaran ada yang kalah hingga miliaran bahkan ada pegawai bank yang menggunakan dana nasabah. teringat kisah nabi Yunus saat ini saya masih dalam ikan paus yang harus menerima kehilangan uang dan pinjaman yang harus di kembalikan. termasuk pinjaman online yang berbunga. dengan menjual beberapa barang serta meminta bantuan orang tua beberapa pinjol sudah di lunasi namun masih ada beberapa hutang akibat gali lubang tutup lubang. bulan ini rasanya memang terberat karena kondisi anak yang sakit serta biaya cicilan yang besar sudah tidak kuat lagi. saya dan istri tinggal kuatkan mental bekerja keras serta untuk melunasi hutang hutang termasuk yang mengerikan adalah hutang di pinjol yang tiap hari meneror. semoga Allah membuka jalan sampai kami melepaskan diri dari jeratan riba dan hutang.

Friday 1 April 2022

Belajar menyikapi Ujian dari Nabi Ayub



Sebagai seorang muslim siapa yang tidak mengetahui kesah nabi Ayub. Nabi yang di beri ujian hampir setiap manusia mengalami itu. ujian dari yang mempunyai kekayaan hingga jatuh miskin. ujian ditimpa penyakit dan ujian hidup sebatang kara ditinggal keluarga bahkan istri. ujian manusia memang tidak lepas dari kekurangan harta, pangan, penyakit dan di jauhi dari keluarga.
jika saat ini kita sedang dihadapi salah satu ujian kita yang bangkrut dari usaha. kuncinya bersabarlah. kembali merintis usaha jangan putus asa, Allah sedang rindu denganmu. bisa jadi dahulu kita sibuk kerja dan usaha lalu lupa jarang sholat dan mengingat-Nya. bisa jadi ini teguran untuk mengingatkan kita, sabarlah sekali lagi jangan menyerah.