Monday 18 April 2022

BELAJAR DARI KESALAHAN NABI ADAM DAN SITI HAWA



Nabi adam dan Siti Hawa yang tinggal di surga di berikan kebebasan menjalani kehidupan selain mendekati pohon quldi apalagi sampai memakannya. namun, bisikan syetan dan nafsunya mereka mengniadakan larangan Allah. mereka memakan buah quldi, setelah sadar mereka meminta ampun karena sudah berbuat salah. konsekuensinya mereka di turunkan ke bumi dan dipisahkan tanpa mengetahui satu sama lain. pada saat itu tidak  ada manusia mereka berjalan selama 40 tahun dikisahkan baru bisa bertemu.

Kita perlu renungkan bahwa nabi yang hanya makan 1 buah quldi yang dilarang sama Allah sebagai bentuk ujian ketaatan dan kebaikan untuk dirinya. lalu mereka melanggar itu dan harus menerima konsekuensinya hidup di bumi dan dipisahkan selama 40 tahun. Bagaimana dengan kesalahan kita sebagai manusia biasa yang masih sering melanggar perintah-Nya dan mengerjaka yang dilarangnya.

jika hari ini kita mengalami kesulitan ekonomi, banyaknya persoalan hidup dan muncul berbagai penyakit bisa jadi ini adalah akibat kesalahan kita sendiri. Allah melarang kita memakan riba, tapi kita pinjem uang dilembaga riba. awal awal lancar namun seiring jalan ada masalah entah sakit, kecelakaan, kebakaran, kemalingan yang menyebabkan kita kehilangan uang. sehingga kita tidak bisa membayar cicilan, kita mengalami di teror dan diintimindasi. hidup jadi tidak tenang, bekerja menjadi malas, serta malu terhadap tengga. itulah akibat kita melanggar larangan dari Allah.

sorang penjudi yang kehabisan uang nekat sampai melakukan pinjaman dengan bunga tinggi demi mengikuti hawa nafsunya, namun dia kalah dalam judinya akhirnya di diteror untuk membayar hutangnya. jika pikiran tidak karuan dia bisa nekat mencuri dan sedang apes ketanggap polisi dipenjara beberapa tahun. padahal main judi hanya beberapa jam namun dampaknya mendekam di penjara.

Perintah Allah sejatinya suatu sistem yang Allah ciptkan untuk kebaikan manusia. manusia yang memiliki akal dan nafsu harusnya bisa mencerna dan menerapkan periintah itu untuk kebaikan dirinya. seperti Nabi adam yang hanya memakan buah quldi harus turun ke bumi dan dipisahkan dengan hawa selama 40 tahun. lalu bagaimana kita yang manusia biasa yang bisa tiap hari berbuat kesalahan. jika hari ini kita belum mendapat konsekuensi didunia bisa jadi akan dikomulatifkan sewaktu waktu seperti bom waktu yang akan mendapat dampaknya secara langsung. jika di dunia masih bisa lolos bisa jadi hukuman atas kesalahan kita akan dilunasi di Akherat.

No comments:

Post a Comment