Saturday 7 May 2022

Takwa : Parameter Kemuliaan Seorang Hamba


Oleh : Didi Junaedi 

‎“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang ‎yang paling bertakwa.” (Q.S. Al-Hujurat : 13)‎

Melalui ayat ini, Allah Swt. menegaskan bahwa kemuliaan seseorang di ‎hadapan Allah bukan ditentukan oleh nasab atau jalur keturunan,  kekayaan, ‎kedudukan atau status sosial, pangkat, serta jabatan yang disandang oleh ‎seseorang, melainkan ditentukan oleh kadar ketakwaan yang dimilikinya.‎

Rasulullah Saw. dalam salah satu sabdanya mengingatkan, ‎‎“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupamu dan hartamu, akan tetapi melihat ‎hati dan perbuatanmu”. (HR. Ath-Thabrani)‎

Al-Qurthubi, ketika menjelaskan hadis tersebut dalam tafsirnya, ‎mengatakan bahwa kita tidak boleh menghukumi atau menilai seseorang dari ‎tampilan luarnya. Karena itu hanyalah yang tampak di permukaan saja. ‎Sedangkan hakekat seseorang adalah apa yang tertanam dalam batinnya. ‎Bisa jadi, orang yang kelihatannya baik secara lahiriah, tetapi justru memiliki ‎sifat-sifat buruk atau niat jahat dalam hatinya. Pun sebaliknya, seseorang ‎yang tampak buruk tampilan luarnya, bisa jadi sangat baik hatinya, serta mulia ‎akhlaknya. ‎

Penampilan luar memang seringkali menipu kita. Kita mudah saja yakin ‎dan percaya kepada seseorang yang berpenampilan parlente, ucapannya ‎meyakinkan, pakaiannya serba bermerek. Padahal belum tentu dia punya ‎maksud baik. Sementara tidak jarang kita mengacuhkan dan menganggap ‎remeh orang yang berpenampilan sederhana bahkan terkesan asal-asalan, ‎padahal bisa jadi dia memang orang baik yang betul-betul tulus serta berbudi ‎pekerti luhur.‎

Hadis di atas bisa menjadi acuan bagi kita agar tidak mudah menilai ‎seesorang hanya karena penampilan luarnya saja. Dalam hadis tersebut ‎ditegaskan bahwa Allah tidak menilai seseorang dari rupa atau fisik serta ‎hartanya, tetapi oleh menilai seseorang dari hati dan amal (perbuatan) nya. ‎Allah Mahamengetahui, baik yang terlihat jelas ataupun yang tersembunyi, ‎yang terang ataupun yang samar, yang lahir ataupun yang batin. Allah menilai ‎seseorang karena nilai ketakwaan yang dimilikinya.‎

‎“Al-Taqwa ha huna..”, takwa itu di sini (sembari menunjuk ke dada). ‎Demikian salah satu pernyataan Nabi Muhammad Saw. menyebutkan. Ya, ‎maksud  Nabi Saw. adalah bahwa takwa itu bukan semata-mata yang tampak ‎di luar, dengan mengenakan baju takwa atau hijab syar’i misalnya, tetapi ‎keimanan yang menghunjam kuat di dalam dada, keyakinan yang menancap ‎merasuk ke relung hati, yang kemudian terejawantah dalam aktivitas hidup ‎sehari-hari.‎


* Ruang Inspirasi, Jumat,  18 Maret 2022.

No comments:

Post a Comment