Monday 23 May 2022

Membaca, Menulis, Mengajar


Oleh : Didi Junaedi 

Ada tiga aktivitas yang selalu berkait-kelindan satu dengan lainnya dalam keseharianku. Ketiga aktivitas tersebut adalah : membaca, menulis, dan mengajar.

Membaca, karena aku ingin memenuhi titah-Nya yang pertama kali diwahyukan kepada Sang Nabi akhir zaman. Membaca, karena aku sadar bahwa menjalani hidup harus dipandu dengan ilmu. Ilmu hanya bisa didapat dengan belajar. Dan salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca.

Membaca, dalam pengertiannya yang luas adalah menghimpun, mengkaji, meneliti serta memahami ilmu yang tersurat dan termaktub dalam lembar demi lembar al-Qur’an, buku dan kitab, serta yang tersirat dalam fenomena kesaharian kita.

Dari aktivitas membaca ini aku mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang banyak hal, yang menjadi bekalku menjalani hidup dan kehidupan. Dari kegiatan membaca pula aku menjadi lebih terbuka dalam berpikir, berpendapat dan bersikap. Aku lebih mampu menenggang beda, memberi ruang kepada mereka yang tidak sependapat dan sepaham denganku dalam banyak hal. Karena aku sadar, ilmu Tuhan begitu luasnya, sementara pemahaman manusia begitu sempitnya. Tak layak dan tak elok bagiku untuk mencela mereka yang berbeda, mencaci mereka yang tak sevisi, menghujat mereka yang tak sependapat.

Sungguh, melalui aktivitas membaca ini aku benar-benar dibukakan lebar-lebar tentang ilmu Tuhan yang terbentang, pengetahuan Sang Alim yang tiada tanding tiada banding. Kalam suci pun menegaskan bahwa ilmu yang Tuhan berikan kepada hamba-Nya hanyalah sedikit. Dengan yang sedikit itu, apa yang bisa aku banggakan. Dengan yang sedikit itu, untuk apa aku mengencangkan urat hanya karena beda pendapat. Dengan yang sedikit itu, apa pantas aku membusungkan dada kepada sesama. Tidak! Sama sekali tidak! Ilmuku tidak ada setetes pun dari lautan ilmu-Nya yang tak bertepi. Karena itu, aku mewajibkan diriku untuk terus belajar, terus membaca, terus mengkaji dan meneliti, dan terus memahami sebatas kemampuanku.

Aktivitas selanjutnya yang terus aku lakukan setiap hari, dan aku berusaha untuk istiqamah adalah menulis. Ya, menulis adalah sebuah upaya untuk mengikat makna dari apa yang sudah aku baca, teliti, kaji dan pahami melalui lembar demi lembar kitab suci, buku, serta kitab yang ditulis oleh ilmuwan masa lalu, juga pengalaman hidup yang aku jalani, alami dan rasakan.

Menulis, adalah seruan Tuhan selanjutnya setelah perintah membaca. Menulis adalah mengikat ilmu yang sudah kita dapat, agar tidak mudah lapuk ditelan waktu, hilang digilas zaman. Dengan menulis, aku mengabadikan ilmu dan pengetahuan. Dengan menulis aku tuangkan seluruh gagasan, pemahaman, serta pandangan-pandanganku tentang segala hal. Dengan menulis pula, aku melatih mengorganisasi pikiran melalui kata-kata yang teratur, sitematis dan logis. Berbeda dengan berbicara yang cenderung tidak beraturan, dan seringkali ngelantur ke sana kemari. Menulis membutuhkan pengorganisasian kalimat yang baik, pemilihan diksi yang tepat, serta mematuhi kaidah bahasa yang sudah ditetapkan.

Menulis juga menghadirkan perasaan lega, plong, bebas, dan lepas dari beban pikiran dan masalah yang sedang menggelayut di benak. Menulis mampu merelaksasi pikiran dan perasaan. Bahkan, dalam sejumlah penelitian disebutkan bahwa menulis mampu meningkatkan imunitas tubuh, membuat tubuh lebih sehat, dan menjadikan seseorang yang membiasakannya terlihat awet muda.

Menulis, apalagi jika diterbitkan menjadi sebuah buku, bisa dijadikan monumen sajarah kehidupan seseorang. Atas dasar itu pula aku begitu semangat menulis. Alhamdulillah, sejauh ini sudah puluhan bahkan belasan karyaku berupa buku yang diterbitkan. Aku berharap, karya-karya tersebut menjadi penanda eksistensi dan kehadiranku di dunia ini, meski kelak aku sudah meninggalkan dunia fana ini. Dan, yang jauh lebih penting dari itu semua, aku berharap karya-karya tersebut mampu menghadirkan manfaat dan keberkahan, baik untuk diriku sendiri sebagai penulis, lebih-lebih untuk orang lain yang membaca karya-karyaku. Dan harapan tertingginya adalah, semoga kelak di hadapan Tuhan, karya-karya tersebut bisa menjadi pemberat timbangan amal kebaikanku. Amiin...

Aktivitas berikutnya, yang tak pernah lepas dari keseharianku adalah mengajar. Mengajar di sini, baik yang bersifat formal seperti memberikan kuliah di sejumlah kampus, maupun informal seperti menyampaikan materi ceramah di masyarakat, seminar, bedah buku dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan memberikan pembelajaran kepada khalayak secara luas.

Aktivitas mengajar ini adalah salah satu bukti atau wujud dari upaya mengamalkan imu yang telah aku dapatkan. Setelah mendapat informasi, ilmu dan pengetahuan melalui aktivitas membaca, atau belajar dari pengalaman hidup, kemudian aku tuangkan dalam bentuk tulisan, mengajar adalah bentuk lain dari tanggung jawab moralku sebagai seorang akademisi, khususnya, dan sebagai hamba Tuhan yang mengemban misi kekhalifahan. Salah satu tugas seorang khalifah adalah memberikan pemahaman, penyadaran dan pencerdasan kepada masyarakat secara luas. Nah, mengajar adalah cara yang paling tepat untuk mewujudkan misi kekhalifahan itu.

Mengajar aku maknai tidak sekadar sebagai transfer of knowledge semata, tetapi lebih dari itu, mengajar adalah sebuah proses pembentukan karakter (character buliding). Melalui aktivitas mengajar ini aku dapat ikut berperan aktif membentuk kepribadian masyarakat dan bangsa, dengan menyampaikan materi-materi yang mampu mencerdaskan, mencerahkan dan menggugah kesadaran setiap individu untuk menjadi lebih baik.

Dengan mengajar aku belajar memahami karakter setiap orang yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Melalui aktivitas mengajar ini aku belajar menyikapi setiap perbedaan yang muncul. Aku menjadi lebih peka dan pada gilirannya terampil mencari solusi terbaik dalam menyikapi ragam perbedaan yang ada.

Inilah tiga aktivitas yang selalu berkait-kelindan dalam keseharianku, dan pada gilirannya membuatku lebih bijak dan dewasa dalam menyikapi hidup dan kehidupan: membaca, menulis, mengajar.


* Ruang Inspirasi, Ahad, 22 Mei 2022.

No comments:

Post a Comment