Saturday 7 May 2022

Menebar Kedamaian, Menghadirkan Kesejukan


Oleh : Didi Junaedi 

‎“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan ‎sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku ‎tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan ‎saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” ‎
‎(HR. Muslim)‎

Hadis riwayat Imam Muslim di atas sengaja penulis kutip untuk ‎mengawali tulisan ini. Pesan yang disampaikan Rasulullah Saw melalui hadis ‎tersebut sungguh luar biasa. Beliau menegaskan bahwa untuk bisa masuk ‎surga, seseorang harus menghadirkan rasa cinta di dalam diri untuk dibagikan ‎kepada orang lain. Dan rasa cinta itu akan muncul ketika seseorang selalu ‎menebarkan kedamaian (salam) kepada sesama.‎

Menebarkan kedamaian akan menghadirkan kesejukan. Hadirnya ‎kesejukan akan membawa ketenangan dan ketenteraman. Inilah salah satu ‎misi dihadirkannya manusia ke muka bumi.‎

Ironisnya, tidak banyak manusia yang menyadari misi kehadirannya di ‎muka bumi. Walhasil, alih-alih menebarkan kedamaian dan menghadirkan ‎kesejukan, justru mereka saling menebar kebencian dan menyuburkan ‎permusuhan. ‎

Persaingan ekonomi, perebutan kekuasaan dan jabatan, kontestasi ‎popularitas dan kemasyhuran sebagai figur publik sering menjadi ajang saling ‎fitnah, mengumbar dendam, memupuk permusuhan antarsesama. Tidak ‎tampak lagi suasana kekeluargaan, semangat persaudaraan, harmoni dalam ‎perbedaan, saling menghormati dan menghargai antarsesama.‎

Imbas dari seluruh sikap ini adalah hadirnya disharmoni dan ‎ketidaknyamanan hubungan antarsesama. Setiap orang ingin menunjukkan ‎eksistensi dirinya sekaligus menafikan keberadaan orang lain.‎

Inilah kondisi yang kita alami dan rasakan saat ini. Misi utama ‎kehadiran manusia ke muka bumi ini sudah jauh panggang dari api. Ditambah ‎lagi dengan perkembangan serta kemajuan teknologi yang demikian pesatnya, ‎yang menjadikan manusia-manusia sebagai makhluk individualis. Relasi sosial ‎sudah tak seerat dulu lagi. Kehidupan di dunia maya tampaknya lebih ‎mengasyikkan daripada kehidupan di dunia nyata. Masing-masing orang sibuk ‎dengan gawainya. Meski duduk bersebelahan atau bahkan berhadap-hadapan, ‎tak ada lagi tegur sapa atau senyum penuh keramahan. Yang ada hanyalah ‎kesibukan dengan dunianya masing-masing. Sibuk berselancar di jagat maya. ‎Berchit-chat ria dengan mereka nun jauh di sana. Sementara yang jelas ‎tampak di hadapan seolah dianggap tidak ada.‎

Inilah ironi manusia di era teknologi. Misi utama kehadirannya di muka ‎bumi sebagai penebar kedamaian,  penghadir kesejukan, serta menjaga ‎harmoni antarsesama kian hari kian memudar. ‎

Untuk mengembalikan kesadaran kita semua akan misi utama kita ‎dihadirkan Tuhan ke muka bumi ini, ada baiknya kita mengkaji kembali pesan ‎Nabi Muhammad Saw. di awal tulisan ini.‎

Adalah menebarkan kedamaian kunci utama agar kita bisa saling ‎mencintai. Ketika sudah saling mencintai, maka jalan menuju kesempurnaan ‎iman akan kita gapai. Jika kesempurnaan iman sudah kita raih, maka jalan ‎menuju surga pun akan terasa lempang.‎

Menebar kedamaian bisa diawali dengan ucapan, tindakan serta sikap ‎kita terhadap sesama. Berucap yang baik dan menyejukkan, berlaku santun, ‎serta bersikap ramah adalah di antara cara menebarkan kedamaian.‎

Nabi Muhammad Saw. adalah sosok teladan yang bisa dijadikan role ‎model dalam hal ini. Seluruh ucapan, tindakan serta sikap dan perilaku beliau ‎selalu menebarkan kedamaian dan menghadirkan kesejukan kepada sesama. ‎Sehingga tepatlah Al-Qur’an menyebut beliau sebagai sosok yang memiliki ‎budi pekerti luhur, akhlak mulia.‎

Bacalah kembali sejarah hidup beliau dalam buku-buku bertajuk Sirah ‎Nabawiyah. Di sana akan kita dapati secara lengkap bagaimana keseharian ‎beliau dalam bermuamalah dengan sesama. Bagaimana akhlak beliau kepada ‎anak-anak, orang-orang yang usianya lebih muda, juga sikap dan perilaku ‎beliau kepada mereka yang lebih tua. Bagaimana cara beliau menghormati ‎tetangga, memuliakan tamu, bergaul dengan masyarakat. Bagaimana cara ‎beliau bergaul dan bercengkerama dengan para isteri dan anak-anaknya. ‎Kesemua itu terekam jelas di sejumlah karya tentang Sriah Nabawiyah, ‎berdasarkan riwayat-riwayat hadis yang bisa dipertanggungjawabkan.‎

Dengan berusaha meneladani ucapan, tindakan, sikap serta perilaku ‎Nabi Muhammad Saw. tersebut, harapan untuk menghadirkan kedamaian dan ‎kesejukan di muka bumi ini akan dapat terwujud. Semoga.  ‎


* Ruang Inspirasi, Kamis, 14 April 2022.

No comments:

Post a Comment