Wednesday 4 May 2022

Syawwal: Starting Point Menuju Peningkatan Kualitas Diri‎


Oleh: Didi Junaedi 

Alhamdulillah.. sebulan penuh kita belajar di Madrasah Ramadan.  ‎Banyak materi pelajaran penting yang telah kita dapatkan. Pelajaran tentang ‎kesabaran, kedisiplinan, empati, kebersamaan, semangat berbagi dan masih ‎banyak lagi pelajaran lainnya.‎

Kini, Madrasah Ramadan telah usai. Serangkaian materi pelajaran pun ‎telah kita lalui.  Yang tersisa hanyalah memori setiap kita, para pelajar tentang ‎materi pelajaran tersebut. ‎

Layaknya sebuah madrasah, tentu di dalamnya terdapat beragam ‎model dan tipe pelajar yang mengikuti proses pembelajaran. Ada pelajar yang ‎penuh perhatian menyimak materi pelajaran, berusaha memahami setiap ‎materi yang disampaikan oleh sang guru (tenaga pengajar), mengerjakan ‎tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan serius, serta berusaha untuk ‎tetap menjaga kedekatan emosional dengan sang guru, meskipun sudah lulus ‎dari madrasah tersebut.‎

Di sisi lain, ada pelajar yang sekadar memenuhi kewajibannya menjadi ‎seorang pelajar, yakni datang ke madrasah, mengikuti pelajaran meski tidak ‎dengan perhatian penuh, malas mengerjakan tugas yang diberikan sang guru, ‎serta tidak terlalu peduli tentang hubungan emosional dengan sang guru.‎

Ada pula pelajar yang jarang datang ke madrasah. Ketika hadir di kelas ‎pun tidak memperhatikan materi dari sang guru, abai mengerjakan tugas, ‎bahkan sering bermasalah dengan sang guru.‎

Ilustrasi tersebut menggambarkan bagaimana kondisi kita ketika ‎belajar di Madrasah Ramadan. Ada yang benar-benar menjalani ibadah di ‎bulan suci Ramadan penuh kekhusyuan. Berpuasa dengan ketulusan niat ‎karena Allah, berusaha memahami hakekat serta makna puasa. Melaksanakan ‎qiyam ramadan, tadarus al-Qur’an, sedekah, dan ibadah-ibadah lain penuh ‎khidmat. Ketika Madarasah Ramadan telah berlalu pun tetap menjaga ‎kedekatan emosional dengan Sang Guru, yakni Allah Swt.‎

Ada juga yang menjalani puasa sekadar menggugurkan kewajiban. ‎Tidak pernah berusaha memahami pelajaran penting tentang makna serta ‎hakekat ibadah puasa yang sesungguhnya. Menjalankan ibadah-ibadah lain di ‎bulan puasa, seperti shalat tarawih, tadarus al-Qur’an, sedekah dan ibadah ‎lainnya sekadarnya saja. Dan begitu Madrasah Ramadan usai, tidak peduli ‎dengan masalah kedekatan emosional kepada Sang Guru.‎

Model pelajar berikutnya adalah yang ketika selama berada di bulan ‎Ramadan, hanya beberapa kali saja berpuasa, itu pun tidak didasari niatan ‎tulus, tetapi karena tidak enak dengan keluarga, tetangga serta lingkungan ‎sekitar tempat mereka tinggal. Ketika menjalankan ibadah puasa serta ibadah-‎ibadah lainnya di bulan Ramadan, mereka tidak peduli bahkan tidak mau tahu ‎apa sebenarnya makna serta hakekat yang terkandug di dalam ibadah-ibadah ‎tersebut. Begitu selesai Madrasah Ramadan, mereka merasa bebas untuk ‎berbuat apa saja. Jangan tanya bagaimana kedekatan emosional mereka ‎dengan Sang Guru. Mereka menganggap bahwa hubungan dengan Sang Guru ‎sebatas ketika di Madrasah saja, setelah itu tak ada lagi hubungan dengan-‎Nya.‎

Termasuk tipe pelajar yang manakah kita? Jawaban atas pertanyaan ini ‎ada pada diri kita masing-masing.‎

Semoga, memasuki bulan Syawwal, yang berarti peningkatan ini, ‎kualitas diri kita semakin meningkat, bahkan jauh lebih baik lagi dari kualitas ‎diri kita selama Ramadan.‎


* Ruang Inspirasi, Rabu, 4 Mei 2022.

No comments:

Post a Comment