Sunday 27 March 2022

Biografi Mohammad Hatta



KOMPAS.com - Sosok Mohammad Hatta tida bisa dilepaskan dari perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau adalah salah satu pemikir terhebat yang dimiliki Indonesia. Tak hanya dikenal sebagai Bapaqk Proklamator Indoensia, Mohammad Hatta juga Bakap Koperasi, Bapak Kedaulatan Rakyat, Bapak Perumahan Nasional, dan Bapak Hak Asasi Manusia. Seperti apa kehiupan Mohammad Hatta? Berikut biografi singkatnya:

Lahir di Bukittinggi 

Dalam buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Mirnawati, Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Memiliki nama asli dari orangtuanya, Mohammad Athar. Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau.

Semasa kecil, Hatta menempuk pendidikan dasar di Sekolah Melayu Fort de Kock, kemudian melanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Semasa sekolah, Hatta terkenal sebagai anak yang cerdas. Meski lulus ujian masuk ke HBS di Batavia, Hatta harus mengurungkan niatnya karena permintaan ibunya untuk tetap di Padang. Akhirnya Hatta melanjutkan sekolah ke MULO di Padang. Keaktivan pada organisasi sudah ditunjukkan Hatta ketika berusia 15 tahun. Berbagai organisasi sudah diikutinya, salah satunya Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Ilmu politiknya semakin berkembang karena sering datang ke pertemuan-pertemuan politik. Salah satu tokoh politik idola Hatta adalah Abdul Muis. Setelah lulus dari MULO, beliau melanjutkan pendidikan ke Batavia di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School pada tahun 1919. Lulus dari Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School pada 1921, Hatta pergi ke Rotterdam untuk belajar ilmu bisnis di Nederland Handelshogeschool, Belanda. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hatta tinggal di Belanda selama 11 tahun. Di sana, Hatta aktif bergabung dalam organisasi pergerakan dan tergabung dalam Perhimpunan Indonesia. Salah satu dampak aktivitasnya dalam organisasi menyebabkan Hatta ditangkap pemerintah Belanda. Namun, kemudian dibebaskan karena Hatta melakukan pidato pembelaannya yang terkenal, Indonesia Free.

Gemar membaca
Dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya (2015) oleh Meutia Farida Hatta, Bung Hatta merupakan orang Indonesia yang mengoleksi buku sejak bnerusia 16 tahun. Dari situ, koleksi bukunya semakin bertambah. Bahkan selama 11 tahun tinggal di Belanda, Hatta merupakan mahasiswa yang memiliki koleksi buku terbanyak di antara mahasiswa yang lainnya.
Koleksi buku-buku Bung Hatta mulai dari ilmu ekonomi, hukum, tata negara, administrasi negara, filsafat, agama, politik, sejarah, sosiologi, antropologi, dan sastra. Bahkan ketika akan kembali ke Indonesia dariBelanda, Hatta yang dibantu rekan-rekannya, harus mengemas 14 peti berukuran 1x1x1 meter untuk buku-bukunya. Kecintaan Bung Hatta akan membaca buku, mengantarnya sebagai orang penting di Indonesia. Buku-buku Hatta selalu tertata rapi dan tampak seperti baru. Karena Hatta selalu memperlakukan buku-bukunya dengan baik. Ketika Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, Hatta memiliki ruangan perpustakaan yang jauh lebih besar dibandingkan ketika menjabat. Sampai-sampai Hatta memiliki seorang ahli perpustakaan yang membantunya menata buku-buku sesuai subyejknya. Dia adalah Gustav Apituley, seorang ambon.

Akhir hayat 
Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Kemudian dikebumikan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Bung Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 23 Oktober 1986 bersama dengan Bung Karno, melalui Keppres No 81/TK/1986. Kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Hatta pada 7 November 2012. Buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya (2015) oleh Meutia Farida Hatta,yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas, bisa dibeli di Gramedia.com  


sumber:

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/193330869/biografi-mohammad-hatta-wakil-presiden-indonesia-pertama?page=all

Penulis : Serafica Gischa

Editor : Serafica Gischa

No comments:

Post a Comment