Tuesday 3 March 2015

Meluruskan Kiblat Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia yang telah merdeka tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebuah tonggak awal sebuah revolusi. kini kemerdekaan yang hampir 70 tahun itu seolah-olah kehilangan arah kiblat pasca kemerdekaan dicapai. Indonesia yang tidak muda diusia yang 70 tahun ini rasanya perlu merenungkan kembali kemanakah arah kapal Bangsa Indonesia ini melaju?
sebelum mereka para pejuang berjuang bersama tidak memandang Suku, Ras, Agama dan antar golongan. mereka bersatu padu untuk menuju arah merdeka. sebuah awal pergerakan yang berdiri dari para pemuda pergerakan untuk membangun persatuan dan kesatuan. maka dari itu ditetapkanlah kongres pemuda untuk menetapkan Sebuah bangsa Indonesa. bangsa yang sudah terlahir kemudian meletakan dasar kemerdekaan Bangsa untuk mencapai bangsa yang merdeka. bangsa yang kini sudah merdeka memiliki satu cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur. maka dibentuklah sebuah negara dimana visi untuk merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. dengan misi untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memejuhkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. inilah sebuah arah kiblat bangsa Indonesia.
reformasi yang digulirkan pada 1998 yang sampai pada perubahann UUD 1945 menjadikan kita kehilangan arah menuju kelaut lepas. kompas sebagai petunjuk arah kita buang, kita ganti dengan kompas asing. layar yang kita gunakan adalah sebuah layar dari  dunia jauh sana. untuk menambal kekurangan peralatan kita meminjam dengan membayar hasil keringat kita. kini kapal itu mudah terobang ambing oleh ombak dan badai, nakodah yang membawa kapal seoalah tak paham akan jalannya kapal bangsa Indonesia. kapal yang begitu besar seolah terasa penuh penumpang hingga akhirnya banyak yang dikorbankan dalam mengatasi persoalan demi persoalan. sampai saat ini nahkoda kebingunan bagaimana mengatasi semua persoalan tersebut. menumpuknya hutang membuat tak berdaya untuk melunasinya. pemilihan nakoda yang berdasarkan suara mayoritas, suara ahli mesin dengan suara pendayung disamaratakan. tak heran seorang ahli mesin memberikan kebijakan untuk menangkap ikan, seorang hukum memberi kebijakan soal ekonomi. seorang yang tidak mengerti namun memiliki populeritas menjadi wakil dalam dari ribuan orang. badai akan terus datang, gelombang ombak tidak menentu. inilah jika sesuatu tidak diserahkan kepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
perlu kembali merenungkan apa yang terjadi pada sebuah kapal besar itu, perlu adanya merevolusikan kembali. artinya meletakan garis orbitnya kembali pada lintasan yang sebenarnya sehingga jalur yang akan dilalui pada kapal tersebut akan selamat dan sampai tujuan. begitupun terhadap bangsa Indonesia yang hari ini kehilangan arah untuk kembali merenungkan bahwa kebenaran sejarah bangsa Indonesia adalah bangsa terlahir pada tanggal 28 oktober 1928, bangsa meletakan dasar Indonesia Merdeka 1 Juni 1945, Bangsa merdeka 17 Agustus 1945, dan bangsa membentuk Negara 18 Agustus 1945. sehingga kompas yang menjadi arah tujuan ini adalah bangsa yang menentukan Negara. hal itu manifestasikan pada naska sumpah pemuda, pancasila, teks Proklamasi, Pembukaan UUD 1945 dan Batang tubuh UUD 1945 naskah asli. Bung Karno pun berkata "jika kita bingung dengan jalannya revolusi ini yang terombang ambil dengan jalannya gelombang bagaikan ditengah samudra maka kembalilah kepada AMANAT PENDERITAAN RAKYAT"

No comments:

Post a Comment