Saturday 16 December 2017

MENAGIH JANJI PRESIDEN

Dalam pemilihan umum, untuk menarik simpati rakyat agar memilih kandidat Calon Presiden. Para Calon Presiden biasa mengumbar janji-janjinya sehingga calon pemilih tertarik dan memilihnya. Namun, hal itu menjadi sebuah kekecewaan rakyat jika sebuah janji hanya bualan manis para politis untuk sebuah singgasana istana. Rakyat selalu berharap terhadap calon pemimpin nanti yang akan dipilih dan menang dalam pemilu. Harapan itu seolah menjadi kehampaan ketika rakyat hanya pilu tanpa tangan sentuhan pemimpin terpilih.  Hal itu yang saat ini sedang ramai diperbincangkan belakangan ini, Anies-Sandi Gubenur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta 2017-2022 mendapat kritikan keras dari pendukung lawannya pasalnya DKI Jakarta kini mengalami kebanjiran. Namun, disisi lain para pendukung Anies malah menagih janji presiden Jokowi yang pasalnya pernah menjanjikan jika jadi presiden akan terselesaikan persoalan banjir. Joko Widodo kala menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pernah mengatakan permasalahan ibu kota seperti kemacetan dan banjir akan mudah teratasi jika dia menjadi presiden. (Merdeka.com, 11/12/17). Tidak hanya itu banyak sebenarnya janji janji yang diutarakan untuk kemajuan bangsa ini. Entah apakah itu menjadi realities atau hanya buaian manis untuk mencari simpatisan dan dukungannya menjadi Presiden Indonesia.
Janji Mengatasi Kebanjiran
Ada beberapa janji yang dikeluarkan oleh Presiden jokowi saat dirinya menjabat sebagai gubenur atau ketika maju sebagai calon presiden. Diantara janjinya adalah janji mengatasi kebanjiran dan kemacetan. Alasannya karena seorang presiden akan mudah mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama dalam mengatasi kebanjiran dan kemacetan. (Merdeka.com, 11/12/17). Namun kini ketika sudah tiga tahun menjabat Presiden, Joko Widodo nampaknya masih juga belum mengatasi kebanjiran dan kemacetan di Jakarta.
Membuka 10 Juta Lapangan Pekerjaan
Janji yang diharapkan dapat menyelesaikan kemiskinan dan pengangguran pengangguran adalah membuka 10 juta lapangan pekerjaan. Seperti dalam (bisnis.liputan6.com, 3/7/2014) Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo-Jusuf Kalla berjanji bakal menciptakan 10 juta lapangan baru, jika terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia pada Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar pada 9 Juli mendatang. Namun, hal itu berbeda dengan kondisi fakta yang ada. 3 tahun kepengurusannya nampaknya belum berkurangnya pengangguran secara signifikan. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada tahun 2017 telah terjadi kenaikan jumlah  pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04 juta orang pada Agustus 2017 dari Agustus 2016 sebesar 7,03 juta orang. (Kompas.com, 06/11/2017)
Membeli Kembali Indosat
Dalam janjinya presiden jokowi pernah mengungkapan akan kembali membeli BUMN yang sempat di jual di masa pemerintahan Mega wati akibat krisis ekonomi yang berkepanjngan. Seperti dalam “Pak Prabowo bahwa saat itu adalah krisis dan terimbas krisis. Bayangkan kita dalam kondisi krisis dan butuh anggaran, yang bisa kita jual adalah itu kita harus lakukan, itu dengan catatan bisa kita beli lagi. Indosat adalah strategis, ini harus kita jadikan incaran pertama,” tandas Jokowi. (www.Solopos.com, 22/6/2014). Namun kondisi ini berbeda dengan realita, bahkan presiden berupaya menjual asset-0aset Negara lainnya seperti jalan Tol, Bandara dan pelabuhan serta anak perusahaan lainnya yang di anggap tidak efesien dan merugikan bagi Negara.
Dalam pemilihan umum terkadang para kandidat berlomba-lomba menunjukan gagasan dan pemikirannya. Selain itu menyampaikan janji-janji manis untuk memikat calon pemilih. Janji tinggal janji, kepemimpinan presiden Joko Widodo masih 2 tahun lagi. Apakah akan mampu terealisasikan janjinya sebelum mengucapkan janji untuk 2 periode? Sudah terlalu banyak rakyat kenyang dengan makan janji dan harapan palsu. Politisi harus sadar diri bukan eksistensi apalagi materi yang dicari sehingga mudah mengobral janji. Yang lebih penting adalah melakukan dan merealisasikan janji tersebut.

No comments:

Post a Comment